KARYA TULIS TENTANG SAWI
A. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG.
Jagad Indonesia ini memungkinkan dikembangkan
tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan
bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat
untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran.
Di antara tanaman sayur-sayuran yang mudah
dibudidayakan adalah caisim. Karena caisim ini sangat mudah dikembangkan dan
banyak kalangan yang menyukai dan memanfaatkannya. Selain itu juga sangat
potensial untuk komersial dan prospek sangat baik.
Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek
teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga memiliki
kelayakan untuk diusahakan di Indonesia.
Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi.
Sebutan sawi orang asing adalah mustard. Perdagangan internasional dengan sebutan green mustard, chinese mustard, indian mustard ataupun sarepta mustard. Orang Jawa, Madura menyebutnya dengan sawi, sedang orang Sunda menyebut sasawi.
MANFAAT.
Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan
rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala,
bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan
memperlancar pencernaan.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
B. RUMUSAN MASALAH
Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu
hal. Ketertarikan ini karene manusia memiliki sifat perhatian.
Pada saat kita tertarik pada sesuatu, sering timbul pertanyaan
dalam pikiran kita.
Perumusan masalah merupakan langkah untuk mengetahui masalah
yang akan dipecahkan sehingga masalah tersebut menjadi jelas batasan,
kedudukan, dan alternatif cara untuk memecahkan masalah tersebut.
Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai suatu objek
serta dapat diketahui factor-faktor yang berhubungan dengan objek tersebut.
C. HIPOTESIS
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data.
Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau
eksperimen.
Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka
untuk memudahkan dalam penarikan kesimpulan.
Pengujian hipotesis juga berarti mengumpulkan bukti-bukti yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan apakah terdapat
bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
TUJUAN
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, tentunya
memiliki tujuan yang ingin dicapai.
Adapun tujuannya adalah agar dapat:
1. Mengetahui cara pembibitan
2. Mengetahui penanaman
3. Mengetahui pemeliharaan
5. Untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran
IPA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sayuran merupakan komoditas penting dalam mendukung ketahanan pangan
nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan sebagai
sumber karbohidrat, protein nabati, vitamin, dan mineral yang bernilai ekonomi
tinggi. Produksi sayuran Indonesia meningkat setiap tahun dan konsumsinya
tercatat 44 kg/kapita/tahun (Adiyoga, 1999). Laju pertumbuhan produksi sayuran
di Indonesia berkisar antara 7,7-24,2%/tahun. Beberapa jenis sayuran, seperti
bawang merah, petsai/sawi, dan mentimun peningkatan produksinya merupakan
dampak dari penerapan teknologi budidaya (Suwandi, 2009).
Sawi merupakan jenis sayur yang digemari oleh
masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah
hingga golongan masyarakat kelas atas. Kelebihan lainnya sawi mampu tumbuh baik
di dataran rendah maupun dataran tinggi. Sawi mempunyai nilai ekonomi tinggi
setelah kubis krop, kubis bunga, dan brokoli. Tanaman sawi diduga berasal dari
Tiongkok (Cina), tanaman ini telah dibudidayakan sejak 2500 tahun lalu,
kemudian menyebar luas ke Filipina dan Taiwan (Rukmana, 2002). Tanaman sawi
bila ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnisnya layak untuk dikembangkan atau
diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen serta adanya peluang pasar.
Kelayakan pengembangan budidaya sawi antara lain ditunjukkan oleh adanya
keunggulan komparatif kondisi wilayah tropis Indonesia yang sangat cocok untuk
komoditas tersebut, disamping itu, umur panen sawi Universitas Sumatera
Utararelatif pendek yakni 40-50 hari setelah tanam dan hasilnya memberikan keuntungan
yang memadai (Rahman dkk, 2008). Ditinjau dari aspek agroklimatnya, Indonesia
sangat potensial untuk pembudidayaan sayur-sayuran. Selain itu, aspek teknis,
ekonomi dan sosial juga sangat mendukung pengusahaan sayur di negeri kita.
Ditinjau aspek teknis, budidaya sawi tidak terlalu sulit (Haryanto dkk, 2006). Sawi
hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap
sehingga apabila dikonsumsi sangat baik untuk mempertahankan kesehatan tubuh.
Kandungan gizi setiap 100 g bahan yang dapat dimakan pada sawi hijau adalah :
Tabel 1. Kandungan gizi setiap 100 g sawi
No Komposisi Jumlah
1 Kalori 22,00 k
2 Protein 2,30 g
3 Lemak 0,30 g
4 Karbohidrat 4,00 g
5 Serat 1,20 g
6 Kalsium (CA) 220,50 mg
7 Fosfor (P) 38,40 mg
8 Besi (FE) 2,90 mg
9 Vitamin A 969,00 SI
10 Vitamin B1 0,09 mg
11 Vitamin B2 0,10 mg
12 Vitamin B3 0,70 mg
13 Vitamin C 102,00 mg
Sumber: Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, 1979.
Sawi hijau, sering kita temui dalam menu makan
sehari-hari. Biasanya sawi diolah menjadi tumisan sayur atau pelengkap makan
bakso. Sayuran sehat ini tentu punya banyak manfaat. Sawi hijau mengandung
banyak antioksidan dan memiliki banyak vitamin. Menurut pakar, sawi seperti
juga sayur hijau lainnya Universitas Sumatera Utaraberfungsi sebagai pencegah
kanker. Bagi perempuan sawi punya banyak manfaat di masa menopouse, karena bisa
melindungi kaum hawa dari penyakit jantung dan kanker payudara. Kandungan
nutrisi seperti kalsium, asam folat, dan magnesium juga dapat mendukung
kesehatan tulang. Bagi Anda yang tak suka makan sayur, tak perlu khawatir
kehilangan semua manfaat sehat ini. Karena ternyata, sawi tak hanya bisa
dimakan sebagai sayur, namun juga diramu menjadi minuman sehat yang menyegarkan
(Zatnika, 2010). Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (2009)
produksi tanaman sawi selama periode tahun 2005 sampai tahun 2008 mengalami penurunan
minus 1,44% per tahun, hal ini terjadi karena berkurangnya luas lahan. Pada
tahun 2008 produksi sawi sebesar 77.147 ton, naik sebesar 2.036 ton, bila
dibandingkan produksi tanaman sawi pada tahun 2007 sebesar 75.111 ton. Tanaman
sawi terdapat hampir di semua daerah di Sumatera Utara. Salah satu faktor
penting dalam budidaya yang menunjang keberhasilan hidup tanaman adalah masalah
pemupukan. Masalah umum dalam pemupukan adalah rendahnya efisiensi serapan
unsur hara oleh tanaman. Efisiensi pemupukan N dan K tergolong rendah, berkisar
antara 30-40%. Efisiensi pemupukan P oleh tanaman juga rendah, berkisar 15-20%
(Suwandi, 2009). Tanaman tidak cukup hanya mengandalkan unsur hara dari dalam
tanah saja. Oleh karena itu, tanaman perlu diberi unsur hara tambahan dari
luar, yaitu berupa pupuk (Prihmantoro, 2001). Upaya peningkatan efisiensi
penggunaan pupuk dapat ditempuh melalui prinsip tepat jenis, tepat dosis, tepat
cara, tepat waktu aplikasi, dan berimbang sesuai kebutuhan tanaman (Syafruddin
dkk, 2009). Universitas Sumatera UtaraUntuk dapat tumbuh dan berproduksi
optimal, tanaman sayuran membutuhkan hara esensial selain radiasi surya, air,
dan CO2. Unsur hara esensial adalah nutrisi yang berperan penting sebagai
sumber unsur hara bagi tanaman. Ketersediaan masing-masing unsur tersebut di
dalam tanah berbeda antar tanaman (Suwandi, 2009).
Tanaman sendiri mempunyai kebutuhan unsur hara
dalam bentuk unsur makro dan unsur mikro, yang masing-masing kebutuhannya tidak
sama (Iswasta, 2004). Tidak lengkapnya unsur hara makro dan mikro, dapat mengakibatkan
hambatan bagi pertumbuhan /perkembangan tanaman dan produktivitasnya. Ketidak
lengkapan salah satu atau beberapa zat hara tanaman makro dan mikro dapat
diperbaiki dengan pupuk tertentu pada tanahnya (Sutedjo, 1995).
Peningkatan produksi sawi dapat dilakukan
dengan pemupukan. Pemupukan melalui tanah dapat dilakukan dengan pupuk buatan
dan pupuk alami. Berkurangnya subsidi pupuk dan banyaknya beredar pupuk majemuk
alternatif membuat para petani menjadi bingung hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan petani mengenai jumlah dan jenis unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Sehingga tidaklah mengherankan bila penerapan pemupukan tidak diikuti
dengan peningkatan produksi karena hanya memenuhi beberapa unsur hara makro
saja, sementara unsur mikro yang lain tidak terpenuhi. Pada hal meskipun
dibutuhkan dalam jumlah yang lebih sedikit, unsur mikro ini tidak kalah
pentingnya dengan unsur hara makro sebagai komponen struktural sel yang
terlibat langsung dalam metabolisme sel dan aktivitas enzim (Lingga dan
Marsono, 2007). Universitas Sumatera UtaraUntuk mengurangi ketergantungan
terhadap pupuk an-organik yang diberikan ke dalam tanah diantaranya dengan
penggunaan pupuk cair yang disemprotkan pada daun. Selain mengandung unsur
makro, menurut Soedomo (1992) pupuk daun mengandung unsur mikro yang dibutuhkan
tanaman. Lingga (2003) menjelaskan bahwa cara pemberian pupuk melalui daun
ternyata lebih efektif karena daun dapat menyerap secara langsung dengan cepat
unsur-unsur hara yang diberikan, disamping itu juga menguntungkan karena
menghindari kerusakan akar dan dapat menanggulangi kekurangan unsur mikro. Upaya
yang dapat ditempuh agar pemupukan lebih efektif dan efisien adalah dengan
menyemprotkan larutan pupuk melalui daun tanaman (Rahmi dan Jumiati, 2007).
Menurut Lingga (2003), sebelum melakukan penyemprotan pupuk daun, konsentrasi
yang dibuat harus benar-benar mengikuti petunjuk dalam kemasan. Jika petani
membuat konsentrasi yang lebih rendah dari yang dianjurkan, maka untuk
mengimbanginya penyemprotan pupuk daun bisa dipercepat atau diperpendek
interval waktunya (Osman, 1996). Salah satu jenis pupuk daun yang mengandung
unsur hara mikro adalah pupuk cair SuperPlant. Pemberian pupuk daun tersebut
dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman (PT. Agro Dynamics Indo).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai Pemanfaatan Pupuk Cair Mikro terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) varietas Tosakan. Universitas
Sumatera UtaraTujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
konsentrasi pupuk cair mikro SuperPlant yang terbaik untuk pertumbuhan dan
produksi padatanaman sawi (Brassica juncea L.) varietas Tosakan.
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pupuk cair mikro SuperPlant terhadap pertumbuhan dan produksi
tanaman sawi (Brassica juncea L.)
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan penelitian ilmiah untuk menyusun skripsi yang
merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.
Universitas Sumatera Utara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar